Kamis, 17 Juni 2010

Surat untuk Libby di Surga

Sumber: Cerita ini disiarkan Radio Delta beberapa waktu lalu juga dimuat di beberapa tabloid Ibu Kota. Surat ini dibuat oleh seorang ayah untuk anaknya yg sudah meninggal dan bukan rekayasa.

Surat Untuk Libby di Surga
(In Loving Memory of Allyvia Adzhani N. Saelan, 25 April 1998-29 April 2003)


Dear Libby,
Apa kabar Libby? Akhir-akhir ini ayah kangen dan ingat terus sama Libby, apalagi di negara kita saat ini sedang berjangkit penyakit demam berdarah. Virus yang mengantarkan Libby menghadap Tuhan YME. Ayah ingat hampir satu tahun yang lalu. Sejak hari Sabtu tgl 19 April 2003, Libby sudah mengeluh kurang enak badan, ayah langsung membawa Libby ke dokter specialis di Mall Ambassador hari itu juga untuk mendapatkan perawatan.

Dokter waktu itu menyatakan bahwa Libby sakit radang tenggorokan. Walaupun sudah agak membaik, hari Senin 21 April 2003 Libby tidak sekolah dulu agar bisa beristirahat dan lagipula besok Libby akan perform ballet untuk pertama kalinya. Ketika ayah pulang kantor, Libby sangat excited untuk segera perform ballet besok harinya. Ayah juga ingat Libby tunjukkan semua
kostum yang telah dimiliki. Kamu memang sangat-sangat menyenangi ballet. "Ayah lihat Libby perform besok kan?" tanya Libby pada ayah, yang ayah langsung jawab iya.

Keesokan harinya tanggal 22 April 2003, Ayah sengaja mengambil cuti agar bisa leluasa hadir ke performance ballet Libby yang pertama. Pk 6.15 Ayah mengantarkan Libby sekolah, sepanjang perjalanan Libby terus berbicara mengenai performance ballet (suatu ritual yang hampir setiap hari ayah jalani bersama Libby ketika Libby sudah mulai TK di Lab.School Rawamangun).
Karena hari itu cuti, ayah pun bisa menjemput Libby ketika pulang sekolah pk 11.30, Libby sangat senang ayah jemput karena tidak biasa-biasanya ayah bisa jemput kamu. Dalam perjalanan pulang Libby bertanya sama ayah, "Ayah, siapa Kartini itu?" lalu ayah jawab "Kartini itu seorang putri yang berjasa pada kaum wanita makanya diperingati sebagai hari Kartini". Kemudian Libby bertanya lagi "Kok, putri tidak pakai baju Cinderella" (Libby tahunya gambaran Putri adalah seperti yang digambarkan dalam karakter Disney). Ayah berusaha menjawab semua pertanyaan Libby dengan sebaik mungkin. Bahkan sampai pada pertanyaan
"Kartini itu sudah meninggal ya ayah?", ayah jawab iya. Libby masih terus memborbardir ayah dengan pertanyaan, "Kalau Libby mau diperingati harus meninggal dulu ya yah? Ayah agak bingung juga menjawabnya, namun akhirnya ayah jawab "Tidak perlu karena ada juga yang masih hidup sudah diperingati". Pertanyaan itu tadinya hampir tidak ada artinya kecuali contoh
lain dari curiosity kamu yang sangat tinggi, namun belakangan ayah mulai menyadari bahwa mungkin ini adalah firasat tepat seminggu sebelum kepulangan kamu ke Tuhan YME.

Ketika perform ballet, ayah ingat Libby kelihatan masih lemas, belum lagi beberapa teman kamu tidak menari dengan baik sehingga secara keseluruhan penampilannya tidak terlalu menggembirakan. Kamu yang sangat perfectionist kelihatan sangat kecewa dengan
penampilan kelompokmu yang kurang kompak. Ketika pulang, Libby kelihatan agak murung, ayah terus menerus berusaha untuk menghibur Libby dengan mengatakan bahwa performance-mu cukup baik. Tapi tidak dapat ditutupi bahwa Libby kecewa sekali.

Hari Kamis malam, Libby panas lagi sampai 40 derajat. Tanggal 25 April 2003, Libby ulang tahun yang ke-5, kamu masih sakit sehingga tidak masuk sekolah. Ayah dan Mommy kembali membawa kamu ke dokter, dokter mengatakan bahwa jika sampai Senin belum turun juga panasnya, Senin harus diambil darah. Tanggal 26 April 2003, Libby merayakan pesta ulang tahun yang ke-5 di McDonald Arion. Libby sudah mulai turun panasnya hanya masih kelihatan lemas. Pesta ini adalah permintaan pertama Libby karena biasanya ulangtahunmu hanya dirayakan di sekolah dengan membawa kue ulang tahun saja. Entah kenapa Libby menginginkan pesta di McDonald lengkap dengan badut-nya. Ayah minta maaf sama Libby karena terlambat mengurusnya, badut yang diminta kamu tidak bisa hadir di pesta, ayah tidak tahu bahwa McD tidak memperbolehkan badut dari luar).

Libby kelihatan kecewa dengan ketidakhadiran badut itu karena ternyata kamu sudah bercerita pada teman-temanmu bahwa di pestanya akan ada badut teletubies (Ayah sangat-sangat menyesal tidak bisa memenuhi permintaan Libby, maafin ayah ya Liv...). Libby ngomong, "badutnya nggak bisa datang ya, yah? Gimana ya nanti Libby dibilang pembohong sama teman-teman. Tapi nggak apa-apalah teman-teman pasti ngerti". Libby adalah seorang yang sangat patuh terhadap janji, kamu tidak mau mengecewakan orang lain.

Pulang dari pesta Libby kelihatan sakit lagi, ayah mencoba untuk menghibur kamu dengan melakukan kompress dan lain-lain, panas kamu tidak turun-turun, hadiah yang banyak pun hampir-hampir tidak kamu sentuh, hanya saja ada percakapan kita yang ayah masih
sangat ingat. Libby ingat nggak ketika ayah tanya "Liv, uang yang dari nini kan banyak, mau dibeliin apa sama Libby, beliin mainan ya!?"
Libby malah bilang sama ayah "Ayah, mainan Libby udah banyak sekali... bahkan sebagian mau Libby kasiin ke orang miskin, kasihan kan mereka nggak punya mainan... Libby mau kirim bunga yang banyak sekali untuk nini..Nini pasti seneng..." Ayah kaget denger jawaban Libby tapi sama sekali tidak menyangka apa-apa.. belakangan ayah baru sadar ini adalah tanda-tanda mu
yang lain karena waktu sebelum pemakaman ternyata rumah nini tempat kamu disemayamkan dipenuhi oleh bunga-bunga yang bersimpati sama kita.

Libby ingat nggak hari Minggu ayah dan Mommy bawa Libby ke rumah sakit Bunda untuk diambil darah karena ayah tidak mau nunggu lagi sampai hari Senin. Ayah ingat Libby minta ayam A&W dan minuman Fruity strawberry, ayah seneng sekali Libby minta makan karena sudah dua hari ke belakang Libby susah makan. Libby nggak pernah mengeluh sakit perut cuma mengeluh pusing saja dan mual.

Besoknya mommy membawa hasil test darah ke dokter lagi, trombosit kamu masih >149.000. Kata dokter Libby terkena gejala Thypus
dan disarankan untuk istirahat dan banyak minum. Sore harinya panas Libby sudah mulai turun, ayah senang sekali pada saat itu, bahkan ayah telepon ke Bandung untuk memberi tahu bahwa Libby sudah turun panasnya, cuma pada saat itu Libby masih sangat lemas dan masih muntah. Ayah pikir Libby sudah mendingan. Malamnya ternyata Libby terus mengigau dalam tidur, ayah, mommy dan uti nggak berhenti berdoa, kita putuskan untuk membawa kamu ke dokter lagi first thing in the morning. Sama sekali tidak terbersit dalam pikiran ayah bahwa Libby mungkin sudah mulai didekati oleh malaikat. Panas kamu sudah turun sekali ke 36 derajat.

Keesokan harinya Libby dianter sama mommy dan uti ke dokter lagi, di dokter menurut mommy trombosit kamu sudah turun ke 59.000 dan langsung diperintahkan untuk masuk rumah sakit. Mommy membawa kamu ke RS Mitra Jatinegara karena kata dokter, disana PICU (ICU anak-anak) nya cukup baik. Kata Mommy, dalam perjalanan ke RS, kamu masih minta mie dan pisang. Mommy ingat di dalam mobil Libby ngomong, "Ma, kok orang-orang itu tidurnya aneh ya?" Mommy nggak bisa jawab cuma bilang, "Libby kuat ya...."
sampai di rumah sakit Libby sudah nggak sadar, ketika ditaruh di bed gawat darurat, Libby langsung kejang dan pergi untuk selamanya sebelum dokter sempat melakukan pertolongan apa-apa. Ayah minta maaf ya Liv nggak bisa nememin kamu pulang ke rumah kamu di surga. Ayah ngerasa bodoh sekali malah ikut meeting di kantor ketika kamu sedang berjuang dengan maut. Tapi memang jalannya sudah
harus begitu, ayah rela Libby pulang ke rumah pemilik Libby karena ayah hanya diberi kesempatan untuk merawat Libby selama tepat lima tahun.

Mommy sekarang sedang hamil lagi, Adelle sudah mulai cerewet, maunya sekarang pake baju punya Libby terus. Kemarin-kemarin dia terus berbicara mengenai kamu, Libby datang ke mimpinya Adelle ya?? Ya udah dulu ya Liv, ayah harus kerja dulu. Ayah mau buat surat
buat teman-teman ayah biar mereka belajar dari pengalaman kita.

Cium sayang Ayahmu : Dicky
..........................

Teman-teman, pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman kami adalah:

1. Pelajari dan kenali berbagai jenis penyakit dan gejalanya. Libby terkena demam berdarah dan kami sudah terlambat untuk membawanya ke rumah sakit. Jika anak-anak kita, atau kita sendiri panas selama dua hari berturut-turut, lebih baik langsung ke dokter dan minta periksa darah. Minta sekalian periksa darah untuk dengue rapid karena kadang-kadang trombosit-nya masih 200.000 (batas normal adalah 150.000-400.000) tetapi sebenarnya sudah terkena virus dengue. Jika dokter menyatakan thypus atau radang tenggorokan,atau flu biasa, lebih baik cari second opinion dari dokter yang lain.

2. Sampai meninggalnya Libby, tidak timbul bercak-bercak merah di sekujur tubuhnya, tidak mimisan, tidak muntah darah. artinya symptom dengue sudah tidak khas. Salah satu cara termudah untuk mendeteksi dini DBD adalah dengan menekan salah satu kuku ibu jari,
kemudian lihat apakah permukaan yang putih ketika ditekan langsung kembali merah. Karena DBD menyebabkan darah agak mengental sehingga ketika selesai dipencet, biasanya kuku yang terkena DBD agak lambat kembali merahnya. Raba denyut nadi, penderita DBD biasanya denyut nadinya agak lemah.

3. Pantau terus kondisi pasien jika sudah positif DBD, kadang-kadang beberapa rumah sakit mencek darah hanya sehari sekali, minta pengecekan dilakukan 6 jam sekali. Jika trombosit sudah mulai memasuki 30.000, tanya dan siapkan beberapa teman dan keluarga yang
memiliki darah yang sama dengan penderita untuk berjaga-jaga jika tranfusi darah dibutuhkan karena saat ini sulit mendapatkan persediaan darah

4. Pakaikan mosquito repellent pada anak-anak kita di waktu siang untuk menjaga gigitan nyamuk aedes aegepty.

5. Jika anak sakit, tinggalkanlah urusan kantor atau urusan apa pun, keluarga jauh lebih penting daripada apa pun di dunia ini, anda akan menyesal seumur hidup jika mengalami apa yang saya alami.

6. Setelah semua usaha kita lakukan, pasrahkan semua kepada Tuhan YME karena bagaimana pun kita berusaha jika Tuhan berkehendak lain, maka tidak ada yang dapat menghalangi keputusanNya. Pasrah dan rela terhadap apa pun keputusan Tuhan.

Rgds,
Dicky

Wanita Yang Lebih Beruntung (Bersyukurlah.. )

Oprah Show Menyajikan 2 sesi cerita:

Yang pertama :
Tentang cerita seorang peneliti yang datang ke kota yang paling maju di India.

Di sana masih ada tradisi pembakaran pengantin wanita yang tidak bisa membayar mas kawin. Setiap hari pasti terjadi hal seperti itu. Dan di sana sudah dianggap hal yang biasa.

Kalau di papan-papan kecelakaan lalu lintas di India, tertulis jumlah korban kecelakaan yang terjadi di jalan-jalan yang berbahaya, tapi jumlah pembakaran wanita tidak pernah diberitakan.

Peneliti tersebut menayangkan hasil rekamannya di acara oprah tersebut..dan memang benar-benar mengerikan.

Biasanya kalau keluarga pihak pria mengalami kebangkrutan, atau pihak keluarga wanita kurang/tidak bisa melunasi mas kawinnya, maka si istri akan dibakar hidup-hidup di dalam rumahnya. Ada yang meninggal, tapi ada juga yang selamat (berhasil menyelamatkan diri) ... tapi keadaannya sangat menderita...

Mereka yang selamat, datang ke rumah sakit... dan tidak pernah memberikan alasan yang sebenarnya.. . karena kalau mereka berani bicara, maka mereka / keluarganya akan dibunuh. Karena itu, alasan yang mereka berikan, pasti kecelakaan di dapur... kompor meledak, dan sebagainya.. tidak pernah mereka bisa berterus terang.. mereka takut.

Dan yang memperburuk keadaan, suami-suami mereka berkumpul di depan pintu rumah sakit (yang ditutup untuk menghalangi mereka), memaksa masuk, hanya untuk mengancam istri-istri mereka. (note: ruangan untuk istri-istri mereka ini adalah ruangan khusus, karena mereka semua yang dirawat adalah korban yang dibakar, sehingga bau menyengat selalu memenuhi ruangan.. )

Sewaktu di India, si peneliti ditemani oleh seorang wanita India yang berkerja di bagian organisasi wanita yang menangani masalah-masalah seperti ini. Dia mengatakan, alasan-alasan wanita ini dibakar, kadang bukan hanya karena mas kawin saja, tapi ada juga karena hal sepele. Misalnya sewaktu suami pulang, masakan belum siap, maka si suami akan menuang bensin ke istrinya dan membakarnya. . Pernah ada suami yang marah dan membakar istrinya, anak perempuannya yang masih kecil ikut terbakar karena berusaha menyelamatkan ibunya. Keduanya selamat, tapi cacat.. dan si anak trauma dengan kejadian itu.

Karena tradisi inilah, maka banyak sekali bayi-bayi perempuan di india yang digugurkan, karena keluarga hanya menganggapnya sebagai beban jika ia dewasa.

Kejadian terakhir yang bisa memberikan sedikit harapan, adalah pernikahan seorang gadis yang ayahnya telah menabung 10 tahun demi mempersiapkan mas kawin untuknya. Tapi pada hari pernikahan, tetap saja mas kawinnya kurang, dan keluarga pria menghina ayahnya dan meludahi ayahnya.. Sang gadis langsung melaporkan kejadian ini ke polisi, dan keluarga pria ditahan.

Sejak saat ini, barulah ada yang mulai berani mengikuti jejaknya. Karena sebenarnya, jika mereka berani melaporkan ke pihak berwajib, pasti keluarga pria akan ditindak. Jika kita melihat ke sel tahanan di sana, kita akan melihat, dalam satu sel, ada yang berisi satu keluarga... Cuma karena mereka takut dengan ancaman, sedikit sekali yang berani melaporkan..

Pada akhir acara oprah, si peneliti mengatakan, berita dukanya, saat ini, seluruh korban di rumah sakit yang tadi ditayangkan, tidak dapat diselamatkan. . kondisi mereka terlalu parah..


Yang kedua :
Acara tentang seorang dokter yang telah mendedikasikan kehidupannya untuk para wanita di ethiopia yang menderita fistula.

Di ethiopia , terdapat para keluarga yg tinggal jauh dari jalan besar... mereka tinggal dipinggiran.

Ada tradisi di sana dimana anak perempuan yang baru berumur 8-9 tahun sudah dinikahkan dan tinggal bersama keluarga anak lelaki. Pada saat si anak perempuan sudah mendapat menstruasi, barulah si anak akan 'bersetubuh' . Maka itu pada usia yang sangat muda, mereka sudah mengandung.

Sayangnya proses kelahirannya tidak dibantu apa-apa ... bahkan tidak ada bidan di sana.

Ada yang melahirkan prosesnya berhari-hari ... bahkan sampai 6 hari ... akhirnya bayinya meninggal karena terlalu lama... dan keluar ( karena badan bayi sudah mengecil )...

Karena proses melahirkan yang sulit dipicu oleh kondisi jasmani ibu muda yang belum cukup umur tersebut, seringkali proses mengejan akhirnya merusak saluran kemih dan saluran BAB sang ibu. Akibatnya, pasca melahirkan, si ibu tidak dapat mengontrol saat buang air kecil dan air besar. Ia dapat buang air kecil dan air besar setiap saat tanpa disadari dan menetes terus dr saluran yang rusak tersebut. Belum lagi luka akibat melahirkan yang tidak diobati sampai akhirnya bernanah dan berbau.

Tidak tahan dengan bau tersebut, maka suami akan mengusir istrinya ke rumah orang tuanya. Orang tua si istri dengan tangan terbuka menerima anaknya kembali dan membuatkan gubuk kecil di depan/belakang rumah mereka, agar si anak bisa tinggal di sana sampai sembuh...( karena bau sang anak tidak memungkinkan untuk tetap tinggal bersama orangtua ). Sayangnya mereka tidak pernah sembuh dan selamanya hidup terasing... sampai si dokter wanita ini muncul di sana...

Awalnya dokter ini datang hanya untuk kunjungan, tetapi setelah melihat keadaan di sana, dia memutuskan untuk tetap di sana dan akhirnya mendirikan rumah sakit khusus untuk para penderita fistula ini. Dia merawat dengan kasih sayang dan memberikan kembali rasa percaya diri para wanita ini. Dia melakukan operasi untuk menyembuhkan para wanita ini... tanpa dikenakan biaya sepeser pun. Para wanita ini datang pun dengan pengorbanan yang luar biasa... ada dari mereka yg berjalan bermil-mil.. .. ada yang menjual ternaknya... ada yang menjual harta bendanya.. demi mereka bisa sampai di rumah sakit.

Kadang setelah mereka punya ongkos untuk naik kendaraan, tapi di kendaraan itu mereka diminta turun, karena mereka bau... dan tidak bisa menahan untuk buang air.. sehingga akhirnya mereka terpaksa berjalan..

Di rumah sakit yang didirikan bersama suaminya, sang Dokter selain melakukan operasi untuk fistula tersebut, dia juga memberikan kehidupan baru bagi mereka.

Setelah selesai operasi dan penyembuhan, para wanita ini akan pulang dengan pakaian baru dan tentu saja harapan akan kehidupan baru.


Suatu sharing yang luar biasa yang dibagikan dalam acara tersebut. Saya bersyukur sekali telah melihatnya.

Saatnya kita syukuri anugrah yang telah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Anda dan para wanita di sekitar kita mungkin memiliki kehidupan yang jauh lebih baik. Terlepas dari berbagai cobaan dan beban hidup yang dialami. Namun nun jauh disana, di bawah sinar matahari yang sama, di bumi yang sama dengan yang kita pijak saat ini.. ada wanita-wanita lain yang memiliki kehidupan yang berbeda. Penderitaan yang mungkin lebih berat dari yang dapat kita bayangkan...

Mencintai Tanpa Syarat

Sebuah renungan, Semoga bermanfaat.


Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di
Indonesia .
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan dihayati.

*Mampukah kita Mencintai Tanpa Syarat* - - - sebuah perenungan

(Buat para suami baca ya..... istri & calon istri juga boleh..)

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bias digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan
keadaanya seperti Ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg
hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

---
BILA ANDA MERASA BAHAN RENUNGAN INI SANGAT BERMANFAAT BAGILAH RENUNGAN INI KE TEMAN, FAMILY DAN KERABAT ANDA LAINNYA. SEMOGA BERMANFAAT.

Apa Salahku Ayah ?

nice story................



Sebuah Dunia untuk Nathan

Tak terlukiskan kebahagiaan Mazaya saat pertama kali ia tahu ada kehidupan di dalam rahimnya. Nathan, hadir menebar benih kebahagiaan di kehidupan Mazaya dan Haykel yang sempat senyap selama empat tahun lamanya. Proses melahirkan yang harus melalui prosedur vacuum dan rasa sakit tak terperihkan terbayar sudah saat tangis kecilnya memecah keheningan malam.

Nathan adalah bayi yang sangat menyenangkan. Tidak pernah rewel bahkan ia seolah mengerti kelelahan Mazaya dalam mengasuhnya sehingga tangisnya hamper tak pernah terdengar di malam hari. Mazaya mengganggap Nathan adalah malaikat kecil persem-bahan Tuhan untuk lebih memaknai hidupnya. Namun ketika bulan merambat hingga menjelang satu tahun usianya. Mazaya baru merasakan ada hal yang tak normal pada diri Nathan. Ia tak bisa focus dan hampir tak ada kontak mata, tak bisa tersenyum bahkan untuk permainan simple seperti "cilukba", tak ada ekspresi hidup di wajah mungilnya. Dan yang membuat hati ibu muda itu bagai direngut dari tempatnya adalah ketika pada suatu hari Nathan membentur-benturkan kepalanya ke dinding hingga memar-memar dibagian keningnya.

Apa yang terlintas di benak Mazaya saat itu adalah sebuah kengerian dan ketidakyakinan pada sebuah kata "Autisme". Tanpa berpikir panjang ia langsung menghubungi Linda sahabatnya yang kebetulan juga memiliki anak dengan "berkah" Autisme, untuk mencari referensi mengenai dokter terbaik yang dapat memberikan pertolongan bagi Nathan kecilnya.

"Dari pemeriksaan yang saya lakukan, memang terdapat gejala Autisme Infantil pada Nathan" ujar dokter Farras yang membuat Mazaya seolah disengat listrik ribuan kilowatt.

"Sejak lahir ia baik-baik saja Dok, memang sering diare dan agak lambat berbicara tapi kenapa tiba-tiba harus terkena Autis? Bisakah disembuhkan? " tanyanya cemas dengan air mata bersimbah jatuh.

"Tenang Bu" ujar Dokter Farras menenangkan, "Sekarang ini telah banyak penderita Autis yang bisa disembuhkan dan dapat tumbuh layaknya anak yang terlahir normal. Tapi tentunya dengan perawatan medis serta nonmedis yang menyeluruh" Ujarnya

"Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang Dok" tanya Mazaya sambil mendekap
tubuh Nathan.

"Hal pertama adalah lakukan diet GFCF."

"Diet GFCF? Jenis-jenis makanan apa saja Dok ?"

"Maksudnya adalah Gluten Free and Casein Free. Nathan sama sekali dilarang menyan-tap makanan yang mengandung terigu, gandum dan susu sapi. Mulai sekarang gantilah menu hariannya dan konsumsi susu yang tidak mengandung jenis makanan itu. Nanti akan saya berikan resep sederhana untuk panduan Ibu dalam memberi makanan pada Nathan. Tapi di pasaran juga sudah banyak diterbitkan buku-buku masakan untuk anak Autis, cobalah cari ditoko-toko buku. Tidak usah cemas Bu. Usia Nathan masih terbilang muda saat terdeteksi. Ada pasien saya yang sudah berusia empat tahun ketika orang
tuanya sadar anaknya menderita Autis dan bisa disembuhkan meskipun masih terus menjalani terapi lanjutan sampai saat ini. Yang terpenting dalam hal ini adalah dukungan, kasih sayang serta perhatian tulus dari Ibu selaku orang tua Nathan".

Dokter Farras menepuk-nepuk bahu Mazaya seolah hendak memberi kekuatan pada Ibu muda itu. Tak ada satu orang tuapun yang menghendaki anaknya terlahir Dengan kondisi tersebut. Tapi apapun kenyataannya, mata batin Mazaya sudah bisa melihat gambaran kehidupan seperti apa yang akan dilaluinya bersama Nathan.

Haykel termenung sedih mendengar penuturan Mazaya. Ia tak habis piker bagaimana bisa penyakit menakutkan itu menghinggapi buah hatinya. Padahal ia sendiri terlahir dari keturunan yang kesemuanya sehat dan tidak ada yang beriwayat hiperaktiF apalagi Autis.

"Mungkin diagnosa Dokter Farras salah, coba bawa Nathan ke dokter anak yang lain" ujarnya tak yakin.

"Dokter Farras menggunakan DSM-IV atau ICD-10 saat menarik kesimpulan mengenai penyakit itu, menurutnya itu adalah standar internasional untuk mendeteksi Autisme. Setelah diwawancara, Ia juga menyuruhku mengisi form kuesioner berkenaan dengan kondisi Nathan. Dan tiga hari lagi Nathan diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik seperti darah, urine dan lainnya. Boleh juga sich, minta pendapat dokter lain tapi bukannya itu malah buang waktu. Lebih baik kita ikuti saja saran Dokter Farras untuk menjalani terapi dan pengobatan medis buat Nathan" ujarnya serius seraya menyelimuti tubuh Nathan. "Kebetulan Dokter Farras itu juga yang menangani anaknya Linda, jadi
pengalamannya untuk pasien Autis sudah tidak diragukan lagi."

Haykel menghela nafas dalam "Jadi kamu terima saja anak kita di vonis Autis?" ujarnya meninggi. "Lalu mau bagaimana lagi? Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah segera berbuat sesuatu buat Nathan". "Aku nggak percaya!Aku ini dari keturunan yang bersih, tidak mungkin anakku menderita penyakit itu !" sahut Heykal semakin meninggi. Mazaya mencoba menenangkan rasa frustasi suaminya.

"Autis bukan penyakit keturunan Mas. Menurut Dokter Farras, Autis bisa disembuhkan walau memakan waktu lama dan sangat membutuhkan kesabaran serta kasih sayang kita selaku orang tuanya" ujar Mazaya sambil menggenggam jemari suaminya yang dingin.

"Mas, Nathan adalah anak kita. Terimalah kehadirannya sebagaimana dia adanya. Apalagi kita memang tak menghendaki takdir ini. Tapi kita lah yang ditunjuk Tuhan untuk memberikan masa depan terbaik buatnya."

Heykal hanya terdiam kaku. Entah hormon apa yang tengah bekerja di tubuhnya saat ini. Yang jelas ia seolah ingin lari dari kenyataan yang ada. Ingin mengingkari nasib yang kini menjadi bagian dari hidupnya. Malah di hatinya terbit kebencian tak beralasan pada Mazaya.

Waktupun berlalu.
Kini seluruh hidup Mazaya hanya tertumpah untuk Nathan. Karirnya sebagai Account Executive di sebuah perusahaan asing, ditinggalkannya. Kegiatan Mazaya hanya berkutat pada pengobatan dan terapi buat Nathan. Walaupun perkembangan berarti belum juga ditemuinya. Kini Nathan sudah berusia 2 tahun. Tapi ia belum lagi bisa berucap kata-kata
dengan artikulasi yang jelas dan bermakna. Kalau anak normal sudah bisa berlari. Nathan baru bisa berjalan dengan merambat ke dinding. Namun Mazaya adalah Ibu yang kuat dan tabah. Ia tetap tersenyum saat kontak mata dengan buah hatinya begitu sulit didapat. Bahkan kelelahan mengurus Nathan di pagi hari tak dirasakannya saat Nathan mengalami insomnia di malam harinya. Ia tetap menemani Nathan sambil berusaha melakukan interaksi dengan berbagai permainan yang dapat menarik perhatian agar Nathan tidak terus terjerat dalam dunia autisnya.

Sementara Mazaya tenggelam dalam kesibukannya merajut dunia yang seharusnya
untuk Nathan. Lain halnya dengan Haykel. Ia sama sekali tak peduli dengan keadaan anaknya. Dulu ia tak pernah pulang lewat jam tujuh malam tapi sekarang, Haykel lebih sering menghabiskan waktunya di luar bersama teman-temannya. Ia memang tidak setegar Mazaya. Terlahir di tengah keluarga bangsawan yang serba berkecukupan membuatnya begitu rapuh dan malu menerima kenyataan yang ada pada Nathan. Tapi Tuhan akan selalu mengirimkan Ibu terbaik pilihanNya pada setiap anak dengan takdir seperti Nathan dan ia akan senantiasa memiliki semangat dan energi berlebih untuk membawanya keluar dari dunia yang melingkupinya saat ini. Dunia dimana hanya ada satu warna, satu bentuk, satu arti dan sulit dimengerti. Dan Mazaya tanpa lelah melobby
Tuhan lewat usaha serta doanya dalam menarik buah hatinya dari dunia muram itu.

Mazaya terbelakak tak percaya melihat resep suplemen dan vitamin yang diberikan Dokter Farras. "Sebanyak ini Dok? Apa bisa Nathan menelan kapsul sebanyak ini dalam sehari?"
"Harus !!. Kapsul-kapsul itu adalah suplemen dan vitamin untuk membantu tumbuh
kembangnya yang lambat". Mazaya menghela nafas berat. Balita sekecil itu sudah diharuskan akrab dengan segala macam bentuk penyembuhan yang terkadang membuatnya tak nyaman. Terapi dan pengobatan yang dijalani Nathan saat ini sudah merupakan siksaan batin tersendiri buat Mazaya. Kini, ia diharuskan tega untuk memberi
kapsul-kapsul suplemen dan vitamin ke mulut kecilnya setiap hari! Mazaya menghampiri Haykel yang tengah asyik menonton TV.

"Mas, tadi Dokter Farras meresepkan suplemen-suplemen ini untuk Nathan. Ada 25 kapsul yang harus ditelannya setiap hari." Suara Mazaya merendah demi melihat air muka suaminya yang dingin tanpa reaksi, sementara tatapannya sama sekali tak beranjak dari acara "Candid Camera".

"Mas, bantu aku yah... Nathan pasti mengamuk kalau dia tahu harus menelan kapsul sebanyak ini". "Ah! minta tolong suster dan Mbok Ipah saja. Masa tiga orang tidak cukup. Memangnya dia Hulk" Sahutnya kasar seraya membanting remote control di genggamannya. Mendengar itu amarah Mazaya langsung memuncak. Kesabarannya habis sudah demi melihat tingkah suaminya yang sudah mati rasa dan tak berhati lagi. Pluk! Asbak rokok seberat 1 kg pun mendarat di kening Haykel.

Haykel berdiri dengan amarah yang tak kalah dahsyatnya. Diraihnya tubuh ringkih Mazaya lalu dilemparnya dengan kasar hingga membentur dinding. "Perempuan kotor! Itu salahmu dan tanggung jawabmu hingga punya anak idiot seperti itu!" umpatnya kasar. Mazaya ingin membalas tapi segera dilerai Mbok Ipah.

"Nathan Bu, ingat Nathan" bujuk wanita tua itu gemetar. "Selama kamu tak bisa menerima keadaan Nathan, lebih baik tinggalkan saja kami" ujar Mazaya seraya berlalu dengan mata sembab.

Dan keinginan Mazaya ternyata ditanggapi sangat serius oleh Haykel. Surat ceraipun tiba satu bulan setelah kejadian itu. Tak ada pihak yang dapat mendamaikan mereka lagi. Haykel bagai tengah kerasukan setan dari neraka paling dasar, sementara Mazaya tak punya ruang lagi di batinnya untuk kedukaan lain. Nathan, hanya manusia kecil itu yang ada dibenaknya serta serentetan usaha penyelamatan buatnya. Beruntung keluarga Haykel masih mau berbelas kasihan pada Mazaya dan Nathan. Biaya hidup dan pengobatan Nathan sepenuhnya ditanggung oleh Ayah Haykel. Bahkan rumah yang selama ini mereka tempati dihibahkan untuk Mazaya, hanya mobil yang biasa dipakai Nathan
untuk berobat dan terapi tak ada lagi, Haykel dengan tega telah menjualnya. Sehingga Mazaya harus berhemat dengan biaya yang ada, karena taxi adalah pilihan kendaraan paling nyaman buat Nathan saat ini. Bahkan dengan berat hati ia pun harus mem PHK Suster Anis karena keterbatasan dana. Kini, hanya sisa Mbok Ipah dengan segala kekurangannya sebagai pengasuh usia setengah abad. "Kita adalah orang tua pilihan Tuhan. Karena kita memiliki nilai lebih di mataNya dibanding orang tua lain pada umumnya. Sehingga ada Nathan dan Qiandra di kehidupan kita" ujar Linda saat Mazaya berkunjung kerumahnya dan berkeluh kesah tentang nasibnya.
"Kamu beruntung Lin. Ayah Qiandra begitu bertanggung jawab dan bisa menerima
keadaan anaknya dengan berbesar hati".
"Sudahlah Mazaya, pasti ada hikmah dibalik semua ini. Toh Nathan juga masih beruntung memiliki Opa dan Oma yang begitu mengasihinya dari pihakmu dan
Haykel".
"Mengapa aku harus menikah dengannya" tangis Mazaya menyesali. Linda memeluk tubuh karibnya yang terguncang tangis. "Jangan pernah menyesali yang telah lalu. Ada Nathan di hadapanmu. Pada suatu saat nanti, dialah yang akan memberi makna paling berarti dikehidupanmu. Usahamu untuk penyembuhan Nathan melebihi apa yang sudah aku lakukan buat Qiandra. Lihat saja, dia sudah menunjukkan kemajuan yang berarti khan?" bujuk Linda lembut. Mazaya mencoba menerima segala masukan dan nasehat dari orang-orang yang bersimpati padanya. Yah, memang hanya Nathan satu -satunya sinar hidup yang masih menyala terang dijiwanya. Mazaya yakin, kelak sinar itu pula yang akan membawanya keluar dari kegelapan yang melingkupi hidup mereka saat ini.

Lima tahun pun berlalu. Usia Nathan genap enam tahun, secara klinis kini ia tak lagi menunjukkan ciri-ciri autis, hanya saja cara ia berkomunikasi masih sering memiringkan kepalanya. Tapi kemajuan pesat menuju normal telah dimiliki Nathan. Ia kini sudah bisa bersepeda roda dua. Meniup sendiri balon-balon ulang tahunnya. Padahal saat ia berusia dua tahun, butuh enam bulan lamanya berlatih, baru mulut kecil itu bisa melakukan gerakan meniup. Namun apapun perubahan yang terjadi pada diri Nathan adalah mukjizat
terindah yang sangat disyukuri Ibunya.

Kehidupan Mazaya pun merambat naik. Saat Nathan mulai bisa mandiri. Secara perlahan ia pun kembali memasuki kehidupannya yang pernah dilepaskan demi membentuk masa depan bagi buah hatinya. Mazaya kembali bekerja meskipun harus merambah dari dasar. Hingga akhirnya tak ada ketergantungan materi dengan siapapun. Kini ia telah mampu bernafas lega setelah selama lima tahun seolah bernafas dalam lumpur.

Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari ini adalah final "Lomba Baca Puisi Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti yang bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu muda itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini. Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.


Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta....


Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru gedung. Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal. Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa dingin. Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya! "

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan. Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang telah berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah diharapkan oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya Mazaya berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang sebenarnya, dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya sampai juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah dengan piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan yang dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat terlimpah dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu. Tapi lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup Haykel kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya tersadar setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka datang dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran tersendiri bagi orang dewasa.
Alangkah bahagianya jika seorang anak diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana besar Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa depan indah dan kasih sayang berlimpah.

Sumber ilmiah tulisan : http://www.autism. org)/