Selasa, 18 Januari 2011

Berkencan Dengan Gagasan

Kalau aktivitas menulis itu kita ibaratkan makan, maka sebelum makan perlu dipersiapan alat perlengkapannya. Menata meja, piring-sendok-garpu, menempatkan makanan pokok dan lauk pauknya, serta menuangkan minuman adalah bagian dari persiapan itu.
Kalau menulis itu ibarat pacaran, maka perlu dilakukan berbagai pendekatan kepada kawan yang ditaksir sebelum pacaran. Membuat janji bertemu, jalan bersama, ngobroll tentang sejumlah suka dan duka boleh jadi merupakan bagian dari proses menjadi pacar.
Dalam kegiatan menulis, persiapan alias prewriting itu mencakup soal penentuan target pembaca yang dituju (spesifik/umum; rentang usia; status sosial ekonomi; jenis kelamin, jenjang pendidikan, dsb); memilih jenis tulisan yang akan dibuat apakah ringan (artikel, feature, cerpen), semiberat (makalah, modul program, novellet), atau berat (buku, novel, yang memerlukan “nafas panjang”); menentukan cara penyajian yang serius, semi-ilmiah, atau ilmiah/akademis.
Buat saya, persiapan menulis ini ibarat berkencan dengan gagasan. Terkadang perlu membuat skenario, mencoret-coret outline, menentukan working title, judul sementara agar penulisan bisa dimulai; mengumpulkan sejumlah referensi yang relevan untuk memperkuat argumentasi atau sekadar mengayakan tulisan; serta menimbang media atau penerbit yang tepat untuk memublikasikannya.
Menentukan deadline tulisan juga akan sering menolong proses berkencan dengan gagasan menjadi tuntas. Dengan demikian bisa diperkirakan apakah proses persiapan ini bisa dicicil dalam kurun waktu tertentu, atau harus langsung dituntaskan segera.
Setiap habis kencan dengan gagasan, maka saya kemudian bisa mengukur apakah saya sudah cukup siap untuk menulis atau masih harus mengadakan kencan-kencan berikutnya. Artinya, jika kencan-kencan itu berjalan lancar, maka akan tiba saatnya saya harus memproklamasikan, mengumumkan, “pacar baru” saya itu.
Mengumumkan “pacar baru” itulah yang saya sebut menulis. Ini sudah tahap yang sama sekali berbeda dengan sekadar berkencan. Sebab, ketika “pacar baru” itu diumumkan, maka sejumlah konsekuensi melekat sebagai tanggung jawab. Tentu “pacar baru” tidak akan senang jika saya mengencani gagasan yang lain juga, bukan? Ia akan meminta saya untuk fokus pada dirinya.
Sudahkah Anda berkencan dengan gagasan hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar